Monday, 28 February 2011

7 Quick Ways To Turn A Bad Day Into A Good Day:

1. Make a list of things you’re grateful for

This one is so simple! If you’re having a rotten day, grab a piece of paper and start listing things you’d be grateful for if you were in a grateful mood. As expected, you’ll soon find that the growing list of things to be grateful for in your life dwarfs whatever is ruining your day and you can move on with your life.
2. Clear out your inbox

If you don’t work at a job that requires you to spend time around the corporate email monster, this might not resonate with you as much. But if you do, know that your perspective can be changed dramatically just by selecting all your emails and placing them into an archive folder. If it needs to be done today, move that email back into your inbox and knock the task off. Setting aside the conversations that can wait in favor of earning a productive finish to your day will always prove worthwhile.
3. Phone a good friend

Call a friend who won’t allow you to gripe about your problems for more than a few minutes before turning the conversation to something far more interesting than what’s making you sad. Talking to somebody you trust who cares enough to guide you toward positive thinking has tremendous value. It’s basic, sure. But so are most things that work really well yet are so often forgotten early on.
 
4. Help out a stranger

Doing something for others has the dual benefit of making the world a better place while at the same time taking your focus off your own problems as you work to solve another’s. If you’re having what’s shaping up to be a bad day you may find it very helpful to go out of your way to help somebody you don’t know at all or might not know very well.
 
5. Drop something from your schedule

If you’re overwhelmed by a day gone awry one very quick solution is to drop something of lesser importance from your schedule and take some time for yourself. This is terribly simple and quite easy to do but the part of your brain that tries to convince you your work won’t survive without you will get in the way. Don’t listen to it!
 
6. Take some time just for you

Most of us don’t schedule time alone and away from others. Whether it’s so we can listen to music, go for a walk, a run, or grab a cup of tea in a quiet corner, taking the time you may have freed up by clearing your schedule (see above) and investing it back into yourself will render dividends galore.
 
7. Start laughing

Laughter, even if you really have to work at it to begin with, truly is the best medicine to cure any ailment that threatens to wreck your day. You can find jokes online, watch silly YouTube videos, hang out with a hysterical friend, or whatever gets you giggling. The big point here is that if you are aware of what makes you laugh you’re in a great position to set yourself up to laugh even when your day tries to get you down. We can learn a lot from kids about having fun and being goofballs. That sort of childlike whimsy, if carried into your day, will help you cut off the bad days before they get out of control and help maximize the days each week you look back on and say, wow, that was a great day!

Sunday, 27 February 2011

Tanda Kiamat

Diantara tanda-tanda Kiamat adalah seseorang hanya mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya. Dijelaskan di dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu, beliau berkata : “Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُسَلِّمَ الرَّجُلُ عَلَى الرَّجُلِ لاَ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ لِلْمَعْرِفَةِ

“Sesungguhnya diantara tanda-tanda Kiamat adalah seseorang mengucapkan salam kepada yang lainnya, dia mengucapkan salam kepadanya hanya dengan sebab kenal” (HR. Ahmad)

Dalam riwayat beliau pula :

إن بين يدي الساعة تسليم الخاصة

“Sesungguhnya menjelang hari Kiamat akan ada pengucapan salam kepada orang-orang tertentu”

Hal ini dapat kita saksikan sekarang. Banyak orang yang mengucapkan salam hanya kepada orang yang mereka kenal. Tentu saja hal ini bertentangan dengan sunnah, padahal Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam mendorong untuk mengucapkan salam kepada orang yang anda kenal atau tidak anda kenal. Sesungguhnya hal itu merupakan sebab tersebarnya kecintaan diantara kaum muslimin yang pada akhirnya sebagai sebab keimanan yang dapat mengantarkanya ke surga. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, beliau berkata : “Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا أو لا أدلكم على شيء إذا فعلمتموه تحاببتم ؟ أفشوا السلام بينكم

“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman (dengan sempurna) hingga kalian saling mencintai. Maukan kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam Diantara kalian” (HR. Muslim)
Ini adalah khabar dari Rasulullah yang benar-benar bisa kita lihat kebenaran dan kenyataannya pada zaman ini

Kisah Orang Yahudi yang Kafir karena Terpengaruh Jebakan Syetan

Diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih dia berkata : seorang pendeta yahudi (ahli ibadah) Bani Isroil, ia orang yang paling top ibadahnya pada zamannya, waktu itu ada tiga orang bersaudara mereka punya saudara perempuan satu-satunya, dia seorang gadis. Tiga saudara akan berangkat perang, mereka tidak mengerti siapa yang akan dititipkannya. Maka ketiga-tiganya bersepakat untuk menitipkan saudara perempuannya kepada seorang pendeta yahudi dari kaum bani isroil. Dia dipandang orang yang sangat bisa dipercaya oleh mereka, maka datanglah mereka kepada pendeta Yahudi tersebut dan mohon agar mau dititipi saudara perempuan mereka sampai mereka kembali dari peperangan. Maka pendeta yahudi tersebut menolak dan mohon perlindungan kepada Alloh Azza wa Jalla dari mereka dan dari saudara perempuan mereka. Maka tidak henti-hentinya mereka memohon kepadanya agar mau dititipi saudara perempuan mereka, sampai akhirnya pendeta Yahudi tersebut mau menuruti kehendak mereka, maka berkatalah si pendeta Yahudi. "Tempatkanlah saudara perempuanmu itu di rumah yang berhadapan dengan tempat ibadahku ini ". Maka mereka bertiga menempatkan saudara perempuan mereka di rumah yang dimaksud, kemudian merekapun pergi berperang. Maka tetaplah sigadis itu dalam peramutannya. Dia turun dari tempat ibadahnya melayani si gadis, mengantarkan makanan di dekat pintu tempat ibadahnya kemudian mengunci kembali pintunya dan naik ke loteng tempat ibadahnya, kemudian menyuruh si gadis mengambil makanan tersebut. Iblis berusaha melemahkan hati pendeta yahudi tersebut. Menyenangkannya bahwa kamu telah melakukan kebaikan. Dan menganggap masalah besarkeluarnya si gadis dari rumahnya di waktu siang dan menakut-nakutinya kalau sampai ketahuan oleh seseorang bisa di ganggunya. Kemudian Iblis membisikkan tipu dayanya, " Wahai pendeta Yahudi, jika kamu berjalan keluar dari tempat ibadahmu dan meletakkan makanan di dekat pintu si gadis, ini lebih besar pahalamu" Tidak henti-hentinya iblis membisikkan tipu dayanya sehingga pendeta Yahudi tersebut melakukannya, yaitu membawakan makanan dan meletakkannya di pintu rumah si gadis. Tetapi dia tidak mengajak bicara sama sekali, keadaan yang demikian berjalan terus beberapa saat. Kemudian iblis membisikkan pujiannya kepada si pendeta Yahudi yang telah menuruti kehendaknya bahwa kamu telah melakukan amalan yang lebih baik dan kamu pasti mendapatkan pahala yang besar. Setelah itu iblis mulai lagi membisikkan keinginannya, " Wahai pendeta Yahudi, jika kamu membawakan makanan si gadis langsung dimasukkan kedalam rumahnya, maka itu lebih baik lagi dan pahalamu juga lebih besar. Maka tidak henti-hentinya si iblis membisikkan ke dalam hati pendeta Yahudi sehingga dia pun akhirnya membawa makanan si gadis dan meletakkannya di dalam rumahnya, dibiarkan keadaan seperti itu sampai beberapa lama. Kemudian Iblis dating lagi memuji-muji perbuatan si pendeta Yahudi dan menganjurkannya bahwa jika kau mau mengajak bicara kepada si gadis, bercerita tentang apa saja yang bisa diceritakan, maka berarti kamu telah melakukan perbuatan yang bisa memikat hatinya. Begitulah di pendeta Yahudi terus menerus berbicara kepada si gadis dari atas loteng tempat ibadahnya. Dan ceritanya benar-benar bisa menarik perhatian si gadis. Kemudian setelah itu iblis dating lagi dan berkata, "Alangkah baiknya jika kamu turun dari lotang dan duduk di pintu tempat ibadahmu serta si gadis duduk dipintu rumahnya, mintalah kepada si gadis untuk bercerita apa saja yang bisa diceritakan agar hatinya senang dan puas . "Maka tidak henti-hentinya pendeta Yahudi tersebut turun dari lotang, duduk di pintu ibadahnya ngobrol dengan si gadis dan si gadis pun akhirnya tidak malu-malu ngobrol bercerita apa saja dengan si pendeta Yahudi.
Kemudia Iblis dating lagi menyenangkan kepada si pendeta Yahudi atas perbuatannya dengan diiming-imingi oleh iblis bahwa pahalamu pasti besar. Maka berkatalah iblis , "Wahai pendeta Yahudi alangkah baiknya jika kamu keluar dari pintu ibadahmu dan mendekat ke pintu rumah si gadis maka kamu berkencan, ngomong-ngomong denga si gadis agar dia puas dan senang" Maka pendeta Yahudi itu pun menuruti dan melakukannya sampai beberapa lama. Kemudian iblis dating lagi memuji-muji kebaikan si pendeta Yahudi dan mengiming-imingi bahwa pahalamu pasti besar. Maka iblispun berkata lagi, " Wahai pendeta Yahudi, alangkah baiknya jika kamu mendekati lagi dan duduk diatas pintu rumah si gadis, si gadis tidak usah keluar dari rumah, yang penting kamu bisa bercerita, ngomong-ngomong apa saja dengannya. Maka pendeta Yahudi itupun melakukan apa yang dikatakan oleh iblissampai beberapa lama. Kemudian iblispun dating lagi dan berkata, "Wahai pendeta Yahudi alangkah baiknya kalau kamu masuk kerumah si gadis bercerita apa saja sambil menikmati kecantikan wajahnya ". Maka si pendeta Yahudi itupun malakukannya, seharian di rumah si gadis kalau dating waktu malam dia pun naik ke lotangnya untuk beribadah. Kemudian dating lagi si iblis dan tidak henti-hentinya menghias-hiasi perbuatan pendeta Yahudi sehingga si pendeta Yahudi memegang paha si gadis dan menciumnya, Iblis semakin bersemangat menggodanya. Si gadis kelihatan semakin cantik saja pada pandangan si pendeta Yahudi dan si pendeta Yahudi juga kelihatan semakin gagah pada pandangan si gadis. Hal yang begitu berjalan beberapa waktu akhirnya kedua-duanya tidak bisa menahan (ngempet) lagi. Dan terjadilah perbuatan zina antara keduanya sampai hamil dan malahirkan seorang bayi laki-laki. Maka dating iblis dan berkata, "Wahai pendeta Yahudi, bagaimana kalau saudara gadi ini dating dari peperangan, kamu pasti tidak aman, kamu pasti dibuat malu oleh mereka, maka dari itu supaya kamu aman, bunuh saja bayi itu dan kuburkan dalam rumah, dia pasti menyimpan rahasia ini karena takut ketahuan telah punya anak tanpa menikah dengan si pendeta Yahudi. "Tetapi iblis pun berkata, "Wahai pendeta Yahudi apakah kamu yakin bahwa sigadis akan menyimpan rahasia ini dan tidak menceritakan kepada saudara-saudarnya?. Bunuh saja sekalian gadis itu dan kubur dekat kuburan anaknya dan tutuplah dengan batu besar. Maka dia pun melakukan apa yang dibisikkan oleh si iblis, setelah itu diapun masuk ke lotang untuk ibadah.
Selang beberapa lama, datanglah saudara-saudara gadis itu dan menanyakan tentang saudara perempuan yang dititipkan kepadanya, maka diceritakan bahwa saudara perempuannya telah mati dan ini kuburannya. Kemudian merekapun pulang ke keluarganya masing-masing.

Setelah datang waktu malam dan mereka tidur, datanglah iblis dalam tidur mereka beralih rupa sebagai seorang musafir. Mulailah datang kepada saudara laki-laki yang tertua dan menanyakan tentang saudara perempuannya, maka dijawab oleh saudara tertua bahwa saudara perempuannya telah mati dan dikubur disana. Iblis pun berkata "Keterangan pendeta Yahudi itu kepadamu itu bohong semua, sebenarnya saudara perempuanmu itu di zinahi oleh pendeta Yahudi itu kemudian hamil dan melahirkan bayi laki-laki, maka disembelilah bayi itu dan juga adik perempuanmu, kemudian dikubur kedua-duanya didekat pintu sebelah kanan, karena takut pada kalian. "Saudara laki-laki yang tengah dan saudara laki-laki yang paling kecil juga diberi impian yang sama. Setelah pagi hari ketiga-tiganya berkumpul dan yang paling besar berkata menghibur saudara-saudaranya, "Sudahlah ini impian yang tidak benar, tidak usah dipersoalkan . " Tetapi saudara yang paling kecil ngotot ingin membuktikan impiannya. Akhirnya mereka datang ke rumah saudara perempuannya membongkar kuburannya dan bayi laki-lakinya. Maka mereka menemukan saudara perempuannya yang mati disembeli, begitu pula bayinya. Maka merka datang kepada pendeta Yahudi dan menanyakan hasil penemuannya, si pendeta Yahudi akhirnya mengaku dan membenarkan ucapan iblis.
Peristiwa tersebut dilaporkan kepada raja, raja pun mengurusnya menangkap si pendeta Yahudi, membelenggunya dan menyalibnya di atas sebuah kayu. Iblis pun datang dan berkata, "Wahai pendeta Yahudi, kamu telah mengerti bahwa aku adalah temanmu yang telah menfitnamu dan merusakmu dengan seorang perempuan hingga kamu menghamilinya dan kamu membunuh seorang gadis dan anaknya, maka jika kamu taat padaku hari ini kamu kufur kepada Allah yang telah menciptakanmu dan telah membentukmu, niscaya aku selamatkan kamu dari siksa ini. " Maka kafirlah pendeta Yahudi itu kepada Allah. Dan setelah si pendeta Yahudi kafir , Iblis pun pergi membiarkan si pendeta Yahudi disalib oleh orang banyak

IBLIS MEMPERLIHATKAN DIRI KEPADA NABI MUSA 'ALAIS SALAM

Abu bakar Al Qurosyi meriwayatkan dengan isnadnya sampai kepada ibnu Umar, dia berkata : Iblis menemui Nabi Musa, lantas berkata, "Wahai Musa, engkau telah dipilih oleh Allah dengan membawa risalaNya dan Allah telah berbicara dengan sungguh-sungguh, dan aku termasuk mahluk Allah yang berdosa, aku ingin bertobat, maka tolonglah aku di sisi Tuhanmu Azza wa Jallah suapaya Allah menerima tobatku" Maka nabi Musa berdoa kepada Allah , maka dikatakan, "engkau telah menyelesaikan keperluanmu" maka nabi Musa menemui Iblis lantas berkata, "Kamu diperintah supaya sujud ke kuburan Nabi Adam dan Alloh menerima tobatmu " Maka Iblis sombong dan marah dia berkata, "Aku tidak mau sujud ketika dia hidup, apakah aku akan sujud kepadanya setelah ia mati? " Berkata Iblis "Wahai Musa, karena engkau telah menolongku maka engkau punya hak maka ingatlah kepadaku dalam tiga hal maka aku tidak merusak dalam tiga hal :
1.Ingatlah ketika engkau marah, sesungguhnya bisikanku itu ada dalam hatimu, dan mataku dalam dua matamu, dan aku mengalir darimu dalam tempat mengalirnya darah.

2.Ingatlah kepadaku ketika enkau campuh perang karena aku akan datang kepada anak adam ketika berdesak-desak dalam perang, aku mengingatkan kepada manusia tentang anaknya, istrinya, dan keluarganya hingga dia berpaling (lari dari perang).

3.Janganlah kamu menemani duduk wanita yang bukan mahromnya, karena sesungguhnya aku adalah utusannya kepadamu dan utusannya kepadanya" (Askaamul Marjan 207).

-Dengan adanya kisah ini, maka kita harus mengerti jika kita marah, ingatlah bahwa marah itu pengaruh gangguan Iblis/syetan

-Dalam sabilillah, kemudian kita selalu ingat keluarga, itu juga pengaruh /gangguan Iblis/syetan.

-Kalau kita nyepi dengan wanita yang bukan mahromnya, maka Iblis/syetan mendorong membesarkan setrum berbuat pelanggaran.

Al Qurosyi telah meriwayatkan dari Abdurrohman bin Zaid, dia berkata ketika Nabi Musa duduk dalam sebagian majelisnya, tiba-tiba datang Iblis memakai burnus (baju luar yang menutup kepala). Setalah dekat denga Nabi Musa dia melepaskan burnusnya, kemudian meletakkannya dan berkata kepadanya " salam sejahtra buatmu, Wahai Musa. "Maka Nabi Musa menjawab "Salam sejahtra buatmu, siapakah engkau? "Dia berkata , Saya Iblis" Nabi Musa berkata, "Mudah-mudahan Allah tidak menghiduokanmu, kenapa kamu datang? " Iblis berkata , "Aku datang karena kedudukanmu di sisi Alloh dan tempatmu di sisiNya. Berkata Nabi Musa "Apa yang aku lihat sesuatu ada padamu?" Berkata Iblis, "Aku menyambar hati hamba-hamba Allah ", berkata Nabi Musa " Apa perbuatan manusia, yang dengannya engkau menguasai kepadanya, "Iblis menjawab, " Jika seorang ujub kepada dirinya, banyak amalnya dan lupa dosa-dosanya. Dan aku menakut-nakuti (memperingatkanmu) tiga hal :

1.Jangan kamu nyepi dengan seorang perempuan yang tidak halal bagimu, karena sesungguhnya tidak nyepi seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang telah halal baginya kecuali aku menemaninya selain teman-temanku sehingga aku merusaknya.

2.Jangan kamu berjanji sesuatu janji kecuali engkau memenuhinya, karena sesungguhnya tidak berjanji seseorang dengan suatu janji kecuali aku menutupi antara dia dengan memenuhi janjinya.

3.Jangan sekali-kali kamu shodaqoh kecuali kamu harus meneruskannya, karena sesungguhnya tidak mengeluarkan seseorang akan shodaqoh lantas dia tidak meneruskannya kuali aku menemaninya selain teman-temanku sehingga aku menutupi antara dia dengan mengeluarkan shodaqohnya"
Kemudian dia pergi sambil berkata, "oh alangkah celakanya !" Berkata begitu tiga kali. Musa telah mengerti apa-apa yang dia akan memberi peringatan supaya hati-hati dengannya anak cucu Adam (Talbisu Iblis 30)

Saturday, 26 February 2011

TAHAJJUD

Sholat Tahajud, ialah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu; boleh awal malam, tengah malam, atau akhir malam (sesudah Sholat 'Isya sampai terbit Fajar sebelum adzan Sholat Shubuh). Paling sedikit dikerjakan dua roka'at dan sebanyak-banyaknya tidak dibatasi.
Di dalam Hadits Shohih Bukhori, Kitabu Sholah telah diriwayatkan dari Thowus bahwa ia mendengar Ibni Abbas, berkata: "Ketika Nabi (Muhammad) Shollallohu 'Alaihi Wasallam bangun dari sebahagian waktu malam hari (boleh awal malam, tengah malam, akhir malam), maka beliau mengerjakan Sholat Tahajud, dan beliau membaca:
“Alloohumma Lakalhamdu Anta Qoyyimus Samaawaati Wal-ardhi Wamang Fiihinna, Walakalhamdu Laka Mulkus Samaawaati Wal-ardhi Wamang Fiihinna, Walakalhamdu Nuurus Samaawaati Wal-ardhi, Walakalhamdu Antalhaqqu Wawa’dukalhaqqu Waliqoouka Haqqu Waqouluka Haqqu Waljannatu Haqqu Wannaaru Haqqu Wannabiyyuuna Haqq Wa Muhammadun Shollalloohu ‘Alaihi Wasallama Haqqu Wassaa’atu Haqqu. Alloohumma Laka Aslamtu Wabika Aamantu Wa’alaika Tawakkaltu Wailaika Anabtu Wabika Khooshomtu Wailaika Haakamtu Faghfirlii Maa Qoddamtu Wa Maa Akh-khortu Wa Maa asrortu Wa Maa A’lantu Antal Muqoddimu Wa Antal Muakhiru, Laailaaha Illaa Anta Aulaa Ilaaha Ghoiruka”. Qoola Sufyaanu Wazaada ‘Abdul Kariimi Abuu Umayyata Walaa Haula Walaa Quwwata illaa Billaah(i).
Yang artinya: "Ya Alloh, bagi-Mu segala puji, Engkau yang mendirikan beberapa langit dan bumi dan orang yang di dalamnya (segala isinya), dan bagi-Mu segala puji, bagi-Mu kerajaan beberapa langit dan bumi dan orang yang di dalamnya (segala isinya), dan bagi-Mu segala puji, cahayanya beberapa langit dan bumi, dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah haq, dan janji-Mu adalah haq, dan berjumpa pada-Mu adalah haq, dan firman-Mu adalah haq, dan surga adalah haq, dan neraka adalah haq, dan para nabi adalah haq, dan (Nabi) Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam adalah haq, dan sa'at (kiamat) adalah haq. Ya Alloh kepada-Mu aku menyerah, dan dengan-Mu aku beriman, dan atas-Mu aku pasrah (bertawakal), dan kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dan dengan-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku berhukum, maka ampunilah aku terhadap apa (dosa) yang telah aku dahulukan dan apa (dosa) yang aku akhirkan, dan apa (dosa) yang aku sembunyikan dan apa (dosa) yang aku tampakkan, Engaku adalah Dzat Yang Mendahului/Terdahulu, dan Engkau adalah Dzat Yang Mengakhiri/Terakhir, Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, atau tidak ada Tuhan selain Engkau. Sufyan berkata; "Dan Abdul Karim, yaitu Abu Umayyah menambahi (kalimat) "Dan tidak ada upadaya serta tidak ada kekuatan kecuali dengan (idzin) Alloh". (HR. Bukhori, Juz 2 Kitabu Sholah).

NB: Do'a Sholat Tahajud ini dapat dibaca sebagai Do'a Iftitah Sholat Tahjud, atau boleh dibaca setelah Sholat Tahajud.

Adapun prakteknya, adalah pada saat Anda akan mengerjakan Sholat Tahajud tidak usah membaca:

Ushollii Sunnata Tahajjudi Rokataini/Lillaahi Ta’aalaa…., Alloohu Akbar(u).

Cukup niat di dalam hati, dan pada saat membaca Iftitah, bacalah doa berikut:
“Alloohumma Lakalhamdu Anta Qoyyimus Samaawaati Wal-ardhi Wamang Fiihinna, Walakalhamdu Laka Mulkus Samaawaati Wal-ardhi Wamang Fiihinna, Walakalhamdu Nuurus Samaawaati Wal-ardhi, Walakalhamdu Antalhaqqu Wawa’dukalhaqqu Waliqoouka Haqqu Waqouluka Haqqu Waljannatu Haqqu Wannaaru Haqqu Wannabiyyuuna Haqq Wa Muhammadun Shollalloohu ‘Alaihi Wasallama Haqqu Wassaa’atu Haqqu. Alloohumma Laka Aslamtu Wabika Aamantu Wa’alaika Tawakkaltu Wailaika Anabtu Wabika Khooshomtu Wailaika Haakamtu Faghfirlii Maa Qoddamtu Wa Maa Akh-khortu Wa Maa asrortu Wa Maa A’lantu Antal Muqoddimu Wa Antal Muakhiru, Laailaaha Illaa Illaa Anta, atau Laa Ilaaha Illaa Ghoiruka Walaa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah(i)”

POHON KELAPA

Sesungguhnya engkau wahai Muhammad berbudi pekerti yang luhur” QS Al-Qalam (68);4
Mungkin judul ini membuat anda menggigit gigi geraham kuat-kuat, sobat. Masa` anda yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dan paling OK aransemennya disuruh menjadi pohon kelapa yang tidak punya akal dan pikiran.

Buset... bukan itu maksud judul ini, sobat, tapi...

Sobat, kalau kita melakukan sebuah observasi terhadap pohon kelapa, pasti kita akan mendapati bahwa pohon kelapa itu super berkhasiat alias semua ‘anggota’ pohon kelapa itu bermanfaat bagi manusia. Mulai dari daunnya yang dibuat tikar dan sapu lidi; buahnya yang dimakan; batangnya yang dibuat bahan bangunan; dan akarnya yang konon bisa dibuat obat atau paling tidak dijadikan kayu bakar. Bahkan ‘bluluknya’ bisa dibuat mainan anak-anak. Masyaallah...

Lalu apa hubungannya dengan perintah menjadi pohon kelapa?

Sobat, begitulah semestinya kita. Kita harus berakhlaqul karimah dengan senantiasa berbuat untuk orang lain. Jangan sampai keberadaan kita di suatu lingkungan masyarakat itu bagaikan sampah dan penyakit yang memuakkan. Kita sebagai umat Muhammad sas. harus menunjukkan bahwa orang Islam itu luhur budi pekertinya. Jangan sampai karena ulah kita Islam itu direndahkan dan tidak dimaui orang di sekitar kita, meski takdir di tangan Allah. Tapi sebaliknya, semua tingkah laku kita hendaknya menarik simpati masyarakat agar mereka mau memeluk agama Islam ini, agama para nabi dan rasul , meski -sekali lagi- hidayah di tangan Allah.

Amirul Mukminin ‘Umar bin Khaththab ra., telah memberikan suri tauladan kepada kita, bahwa sebagai pemimpin tertinggi muslimin, ia sangatlah tinggi budi pekertinya. Dia amat ramah tamah dengan rakyatnya, meskipun non muslim. Sehingga karena budi pekertinya, seorang Yahudi masuk Islam dan mewaqafkan tanah sekaligus rumahnya untuk pembangunan masjid.

Ya... memang itulah sifat insan beriman. Di manapun ia berada dan apapun jabatannya dia akan berusaha memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya; di rumah sebagai orang tua atau anak, di sekolah sebagai murid atau guru, di tempat pengajian sebagai peserta atau pembicara, di tempat bekerja sebagai bos atau karyawan dan di manapun dia berada.

Sobat, untuk menjadi insan beriman yang berbudi pekerti luhur alias berakhalaqul karimah sehingga selalu mendatangkan manfaat bagi masyarakat di sekitar kita, kita musti pelajari pedomannya. What is that? Sebagaimana ayat yang telah ane sebut di depan, Rasulullah sas. adalah orang yang sangat luhur budi pekertinya. Ummul Mukminin ‘Aisyah ra. berkata bahwa akhlaq Rasulullah adalah Al-Qur’an. Maka dengan itu, kita musti mempelajari Al-Qur`an dan menelusuri liku-liku kehidupan beliau yang tertuang dalam hadits-hadits beliau dan sirah nabawiyah, agar kita menjadi insan yang berbudi luhur alias berakhlaqul karimah dan berguna bagi masyarakat. Selamat berjuang

“ Wong Urip Sawang Sinawang “

Tadi malam saya dengan adik saya berkunjung ke seorang kenalan orang tua tetangga kami. Kunjungan tersebut atas undangan beliau untuk membantu beliau mengobati keluhan sakit yang mengganggu kesehatan beliau selama ini. Kami agak lambat samapai ke depan gerbang rumah beliau, yang dijanjikan jam 19.00 agra sudah berada di rumahnya. Pintu gerbang dalam keadaan tertutup, sudah dikunci oleh petugas jaganya, yang saat itu tidak berada terluhat disekitar pintu, kami putuskan untuk membunyikan klakson motor agar terdengar oleh siempunya rumah. “ Tiiiid..tiiid..”, suara klakson saya bunyikan beberapa kali ternyata belum ada juga yang keluar, maklumlah antara pintu gerbang dengan rumah sekitar 200 meteran jadi cukup jauh. “ Tiiid…tiiid “ terlihat dari kejauhan tuan rumah membuka pintu, berkata, “tungguuu, maaaf, pembantu lupa, pintu dah dikunci”. Rumah besar dengan pekarangan luas berlantai 2 , seluruh pekarangan berikut rumahnya total luas 5000 m2, luas sekali pikirku. Saya tahu itu semua karena surat2 rumah itu ada ditangan saya, beberapa waktu yang lalu beliau meinta jasa saya untuk menjualnya dengan harga permintaan dari beliau Rp.3M, jumlah yang cukup besar, maka hingga saat ini saya tidak mudah untuk mencarikan peminat rumah tersebut.
Setelah pintu gerbang dibuka kamipun segera masuk kehalaman untuk selanjutnya masuk ke dalam rumah setelah dipersilahkan oleh si empunya rumah. Setelah berada di ruang tamu kami dipersilahkan duduk. “Minumnya apa yah..?” ucap siempunya rumah memulai pembicaraan, “Sudah air putih saja Bu, gak usah repot2”. Setelah berbicara sejenak dan memperkenalkan adik saya yang akan mengobati beliau dengan cara pengobatan alternative akupresur dan doa, saya permisi memohon izin untuk merekam keadaan rumah tersebut dengan Hp saya, sebagai kelenggkapan data bila sewaktu-waktu diperlukan sebagai data untuk menawarkan pada peminat rumah tersebut. Si empunya rumah mempersilahkan, “ silahkan bebas aja kok” . Selanjutnya adik saya dengan beliau menyelesaikan kepentingannya yaitu pengobatan alternative dari mulai menegakan diagnose melaui anamnesa dan pemeriksaan fisik, kemudian diselesaikan dengan terapi. Setelah selesai terapi beliau berceritra pada kami mengapa rumah yang demikian mewah itu hendak dijual. “ Saya punya saudara 15 orang, mereka semua belum melaksanakan ibadah haji, saya ingin mereka semua dihajikan karena itu tuntutan mereka, pada saya sebagai satu-satunya orang yang paling berhasil di keluarga, namun tidak memiliki anak, mereka selalu berkata buat apa harta… kalau bukan untuk menolong keluarga” Demikian uaraian siempunya rumah pada kami, ditambah keluhan yang lebih banyak lagi yang intinya membuat beliau stress memikirkannya, karena rasanya ia sudah banyak membantu namun tetap saja mereka kurang berterimakasih. Saya berpikir kehidupan sudah demikian makmurnyapun menurut apa yang saya lihat, namun bagi yang merasakan malah banyak persoalan yang membuat diri stress serius dan mengakibatkan datangnya berbagai penyakit psikosomatis (sakit fisik oleh sebab gangguan psikis), yang asal muasalnya berangkat dari ketidakbahagian jiwa.
Hidup memang “ tawang sinawang “ (saling menyangka,red.) yang terlihat menurut kita sudah enak dan bahagia belum tentu bagi yang merasakannya, demikian sebaliknya mungkin kita melihat orang yang biasa saja, hidup sederhana, namun ternyata ia merasakan hidup lebih bahagia dengan kesederhanaannya itu. “ Ya Alloh berilah kami kehidupan yang baik….halal dan barokah” Sedulur tetaplah bersyukur jadi JM kita mendapat bagian yang terbaik sumber kebahagiaan yang lebih tinggi, yang dengannya kita mampu menerima segala resiko hidup, baik itu senang maupun tidak menyenangkan....

Hati Berkarat dan Kemilau

Berkarat??? Tahukah anda dengan kata “karat” atau kalau anda pernah belajar ilmu fisika atau kimia pasti anda akan menemukan atau mendengar kata “korosi”??? nah!! Kata karat dan korosi tersebut merupakan dua kata yang berbeda tetapi mempunyai maksud yang sama. Mungkin anda pernah melihat logam sejenis besi, baja atau apapun yang berkarat. Efek dari logam yang berkarat dalam waktu yang terlampau lama akan menyebabkan logam tersebut menjadi lapuk yang lama-kelamaan akan menjadi serbuk logam. Sekarang coba anda flashback kembali peristiwa tersebut, awalnya logam tersebut masih mempunyai bentuk tetapi karena terjadi korosi lama-kelamaan logam tersebut berubah bentuknya menjadi serpihan-serpihan. Sama halnya dengan hati kita.

Tahukah anda hal-hal apa yang mampu membuat hati kita berkarat??? Kalau kita melihat logam yang berkarat tentunya hal-hal yang membuat logam tersebut berkarat adalah udara dan air, sedangkan hal-hal yang membuat hati kita berkarat bukanlah air dan udara melainkan kelalaian dan dosa. Mengapa kelalaian dan dosa membuat hati kita berkarat??? Karena kelalaian dan dosa dapat mengurangi dan melemahkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Selain itu, kelalaian dan dosa yang terus-menerus dilakukan dapat melenakan kita untuk selalu mengingat Allah SWT dan melaksanakan perintah-perintahNya sehingga dapat membuat hati kita berkarat akibat terlalu seringnya kita berbuat lalai dan dosa.

Kemilau??? Tahukah anda dengan kata “kemilau”??? kemilau merupakan suatu cahaya yang begitu menyilaukan. Anda pernah melihat berlian atau permata??? Nah!!! Biasanya kata kemilau itu seperangkat dengan kata berlian atau permata. Kalau anda belum pernah melihat berlian atau permata. Gimana kalau anda saya ajak untuk mengingat sesuatu. Pernahkah anda melihat salah satu iklan tentang shampoo??? nah!!!disanalah anda akan menemukan kata “kemilau”. Sungguh kemilau merupakan suatu peristiwa yang disukai banyak oaring karena dengan kemilau membuat apa saja yang ada disekitarnya menjadi indah meskipun bentuknya tidak indah. Sama halnya dengan hati kita.

Tahukah anda hal-hal apa yang mampu membuat hati kita kemilau??? Kalau kita melihat berlian atau permata atau barang-barang yeng berbahan kaca kemilau tentunya hal-hal yang membuat permata, berlian atau barang-barang berbahan kaca kemilau adalah seringnya barang-barang tersebut dirawat,dipelihara dan dibersihkan dengan menggosok-gosokkan ke kain atau apapun yang dapat membersihkannya sehingga membuat barang-barang tersebut menjadi kemilau, sedangkan hal-hal yang membuat hati kita kemilau adalah seringnya hati kita dirawat, dipelihara dan dibersihkan dengan kalimat istighfar dan dzikir. Mengapa kalimat istighfar dan dzikir membuat hati kita kemilau??? Karena kalimat istighfar dan dzikir dapat menambah dan menguatkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Selain itu, kalimat istighfar dan dzikir yang terus-menerus dilafadzkan dan dilakukan dapat beristiqomah untuk selalu mengingat Allah SWT dan melaksanakan perintah-perintahNya sehingga dapat membuat hati kita selalu kemilau dan lama-kelamaan menjadi lebih kemilau jika kita selalu merawat, memelihara dan membersihkannya dengan kalimat istighfar dan dzikir.

Tahukah anda manfaat yang akan anda dapatkan jika hati anda selalu kemilau??? Manfaatnya adalah anda akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, sabar dan tabah dalam menghadapi kehidupan, dapat mengurangi emosi dalam menghadapi siapapun yang berbuat khilaf terhadap kita sehingga kita dengan mudah memberikan maaf kepada siapapun yang meminta maaf terhadap kita, dan lain sebagainya. Pokoknya banyak banget deh manfaat yang dapat kita peroleh dari kemilaunya hati.

Sekarang tinggal anda yang memilih, mau membuat hati anda berkarat atau membuat hati anda kemilau????semua jawabannya ada pada hati dan diri anda masing-masing karena setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda. Semoga dapat bermanfaat dan secepatnya anda dapat mengambil pilihan sehingga anda tidak terlambat untuk membuat hati anda berkarat atau kemilau

Sholat Jum`at

Dar Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Siapa yang mandi seperti mandi janabat pada hari Jum’at ,kemudian dia pergi ke masjid pada kesempatan pertama, maka pahalanya seperti pahala berqurban seekor unta. Siapa yang pergi ke masjid pada kesempatan kedua, maka pahalanya seperti pahala berqurban seekor sapi. Siapa yang pergi ke masjid pada kesempatan ketiga, maka pahalanya seperti pahala berqurban seekor kambing. Dan siapa yang pergi ke masjid pada kesempatan keempat, maka pahalanya seperti pahala berqurban seekor ayam. Dan siapa yang  tiba di masjid pada kesempatan kelima, maka pahalanya seperti pahala berqurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar, para malaikat hadir mendengarkan khutbah, (dan tidak ada lagi mencatat siapa yang datang  mulai saat itu). ” [H.R. Muslim

Mother is the best super hero in the world

Mumpung Ibu Masih ada, coba saat BELIAU tidur saat matanya terpejam kamu tatap wajahnya itu 5 menit saja, kamu akan tau bagaimana rasanya nanti bila wajah itu sudah tak ada di situ...

Lakukan apapun yang bisa kamu lakukan untuknya...

LAKUKAN SEKARANG teman2ku sayang, bukan besok atau 5 menit lg karena mungkin sekedip matamu dia akan pe...rgi tak kembali...
Klo sudah terlanjur ga ada, yaaahhh jangan lupa doa ma TUHAN. Segala macam doa deh. Miss U Mum...
Luv U all

Ini adalah mengenai nilai kasih Ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertuliskan sesuatu, si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu ibu:
1) Membantu pergi ke warung: Rp20.000
2) Menjaga adik: Rp20.000
3) Membuang sampah: Rp5.000
4) Membereskan tempat tidur: Rp10.000
5) Menyiram bunga: Rp15.000
6) Menyapu halaman: Rp15.000
Jumlah: Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama:
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan: GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu: GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu: GRATIS
4) Ongkos khawatir krn memikirkan keadaanmu: GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu: GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku: GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar"
LUv Mom I miss u forever
Mother is the best super hero in the world.

"MENGHADAPI COBAAN HIDUP"

Terkadang, hati kita merasa bimbang dan ragu, di dalam hati bertanya "Apakah saya ini benar sebagai hamba Alloh Ta'alaa yang dicintai, atau justeru sebagai hamba Alloh Ta'alaa yang dibenci?" Pertanyaan seperti itu seringkali muncul ketika kita sedang menerima atau sedang dihadapkan dengan berbagai macam cobaan, kalau tidak mau dibilang "sedang dirundung masalah". Serasa tidak ada habis-habisnya cobaan yang sedang menimpa kita, terus menerus silih berganti, sehingga hati kita bertanya-tanya "Cobaan apalagi yang akan Engkau berikan kepada kami, yaa Alloh?"

Mudah-mudahan dengan memiliki dan membaca tulisan kami yang sangat sederhana ini kebimbangan dan keraguan kita dapat terobati. Setidak-tidaknya sedikit dapat meringankan beban derita yang sedang kita alami. Apapun jenis cobaannya. Di dalam Al-Qur'anul Karim, Surat Al-Baqoroh, No. Surat: 2, Ayat: 214, Alloh Ta'alaa berfirman:
Yang artinya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya yang pernah dialami oleh orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh bahaya (malapetaka, perang) dan kemudhorotan (melarat, kesengsaraan), serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya, berkata: "Kapankah pertolongan Alloh akan datang?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu amat dekat (pasti datang)".

Demikian kata pasti yang tidak mungkin dapat diubah dan dirubah sebagai sunnatulloh, seseorang tak mungkin dengan mudah akan masuk surga tanpa ada ujian dan cobaan terlebih dahulu. Memang adalah sesuatu konsekwensi logis yang harus diterima oleh setiap insan tanpa pandang bulu, baik kaya maupun miskin, muslim maupun non muslim, mukmin maupun kafir kecuali si Raja Fir'aun, ialah hidup ini pasti penuh dengan penderitaan dan cobaan dalam berbagai bentuk; ada yang dicoba lewat diri (sakit-sakitan), ada yang dicoba dengan anak (anak bermasalah), masalah keuangan (tidak barokah), keluarga (tidak pandai mensyukuri nikmat) dll. Walau terkadang banyak juga yang menyenangkan. Tidak seorangpun bisa terlepas dari padanya. Kadang sehat, kadang juga sakit; sedih-senang, susah-gembira, sulit-mudah. Termasuk jodoh, rezeki, dan mati. Itu semua sudah ada suratan takdirnya, kita tinggal menjalaninya. Mengalir seperti air. Ada cobaan, mari kita hadapi bersama. Ada ujian, mari kita selesaikan dengan baik. Selama kita masih rukun, kompak, dan dapat bekerja sama yang baik, maka yang berat akan menjadi ringan, yang sulit akan menjadi mudah.

Seorang muslim akan merasa hambar hidupnya, tak enak; ibarat sayur kurang garam, apabila hidup ini tidak ada cobaan. Ibarat berjuang tapi tidak ada tantangan, kurang greget, pastinya.

Sebab seorang muslim meyakininya bahwa semua itu sudah menjadi ide kehendak Alloh Ta'alaa yang seharusnya kita merasa bangga dapat menjalani peran dari ide Alloh Ta'alaa. Skenario Alloh Ta'alaa semacam itu tak mungkin dapat kita hindari hanya dengan meratap tanpa berdo'a. Namun, kita harus merasa yakin dan percaya bahwa skenario Alloh Ta'alaa juga akan ada akhirnya (seperti telah diungkapkan dalam pepatah lama "Seterik-teriknya matahari pasti redup juga. Seganas-ganasnya ombak di lautan pasti akan reda juga"). Sebagai ilustrasi saja, menjalani peran sesuai skenario yang dibuat sutradara dalam sebuah Film menjadi orang miskin, cacat, sakit di rumah sakit tentu kita merasa happy. Mengapa? Karena, ada imbalan yang pantas akan segera diterima setelah menjalani peran itu selesai. Begitu juga setelah kita selesai menjalani ujian atau cobaan, pasti Alloh Ta'alaa memberi pahala dan mengangkat derajat kita lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, setiap kali kita menghadapi ujian dari Alloh Ta'alaa, maka harus kita selesaikan dengan baik, dan setiap kali kita menghadapi cobaan-Nya, maka harus kita hadapi dengan khusyu', ikhlas, tawakkal dan bersyukur.

Karenanya, derita dan cobaan hidup sebaiknya kita sambut dengan nafas lega dan lapang dada sambil terus berserah diri kepada Alloh Ta'alaa dengan sepenuh hati, dengan keyakinan yang mantap dan percaya bahwa derita ini ditimpakan kepada kita tiada lain hanyalah "Alloh hendak menilai, siapakah yang benar (ucap dan sikapnya), dan menilai pula siapa mereka yang pembohong". Ungkapan tersebut dapat kita lihat dalam firman Alloh Ta'alaa dalam Al-Qur'an, Surat Al-Ankabuut, No. Surat: 29, Ayat: 3, yang berbunyi:
Yang artinya: "Dan sesungguhnya Kami (Alloh) telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia (Alloh) mengetahui orang-orang yang dusta".

Seorang muslim akan selalu mengupayakan agar ada keserasian antara ucapan dan tindakannya. Ia tidak mau menjadikan dirinya sebagai hamba Alloh Ta'alaa yang pendusta. Lantang dan lancar tutur lidahnya, juga lancang hati dan tindakannya, di kala coba dan derita datang menantang.

Seorang muslim dengan segala daya dan upaya akan berusaha dapat melalui cobaan dan derita itu dengan khusyu', sabar dan ikhlas serta tawakkal, sekalipun resikonya berat sekali terhadap diri pribadinya; lelah, capek. Capek badan, capek mikir, capek hati.

Dengan ujian dan cobaan maka akan tersisih antara yang tidak pandai dengan yang pandai, antara emas dan Loyang, antara besi dan karatnya. Yang jelas, Alloh Ta'alaa hendak membersihkan hamba-Nya dari dosa dan noda yang pernah dilakukan.

Mudah-mudahan dengan sabar, ikhlas, tawakkal, sholat hajat yang khusyu' serta tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup sekali di dunia ini, insyyaa Alloh cobaan dan ujian tersebut akan menghantarkan kita semua kearah kehidupan yang semakin mapan, lebih baik, yakni kehidupan yang indah, sakinah, mawaddah, warohmah, bahagia dan sejahtera. Amiin

MENYENANGKAN......

Kalau mau ditelusuri sejarah kehidupan Rasul saw. beserta para sahabat, ternyata kita bakal nemuin juga kesusahan hidup mereka. Diriwayatkan dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad, bahwa Rasul saw. ada kalanya beberapa malam bersama keluarganya kelaparan, nggak punya makanan buat disantap. Dalam kisah lain, beliau sering berpuasa atau mengganjal perutnya dengan batu kalo pas kebetulan nggak ada makanan di rumahnya. ‘Aisyah ra pernah bertutur bahwa: “Tidak pernah keluarga Muhammad saw. merasa kenyang makan roti tepung sya’ir dua hari berturut-turut, sampai masa beliau meninggal tiba.” (HR Bukhari dan Muslim)

Atau kisah yang diceritakan dalam hadis riwayat Bukhari bahwa Abu Hurairah ra sering pingsan di lokasi antara mimbar dan rumah ‘Aisyah sampai disangka gila. Padahal pingsannya itu hanya karena kelaparan. Kenapa Rasul kok seolah menerima keadaan itu? Kenapa nggak berdoa aja minta segala kebutuhan kepada Allah, bukankah doa Rasul mustajab? Semua ini beliau terima sebagai ujian yang harus dijalani dengan kesabaran.

Saat kita dilanda kekurangan materi alias finansial, inget juga firman Allah (yang artinya): “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Serta berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2]: 155)

Ada keutamaan untuk orang-orang miskin yang tetap sabar, beribadah, dan berikhtiar sampai akhir hayatnya. Dalam sebuah hadis Rasul saw. bersabda: “Hai orang-orang fakir, sukakah aku beritakan padamu kabar gembira? Sesungguhnya orang-orang fakir dari kaum mukmin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya kira-kira setengah hari, yaitu lima ratus tahun.” (HR Ibn Majah)

Dalam hadis lain, ”Aku melihat ke surga, kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir. Dan aku melihat ke neraka, maka kebanyakan penghuninya adalah wanita.” (HR Muslim)

Sobat muda, semoga kita semua meski dalam kondisi ekonomi yang carut-marut begini tetap istiqomah beriman dan beribadah hanya kepada Allah Swt. semata. Karena pada dasarnya, walaupun secara materi (harta), misalnya, kita serba kekurangan, pada hakikatnya kita tetap kaya akan fisik yang sehat dan kuat; tetap kaya akan ilmu; tetap kaya akan iman; tetap kaya akan amal shalih, dan tentunya tetap kaya akan kemuliaan karena kita muslim.

Yang harus kita lakukan sekarang adalah tetap bersyukur kepada Allah Swt. Salah satu wujud syukur adalah beribadah secara totalitas. Jangan dilupakan juga buat senantiasa qana’ah (menerima pemberian dari Allah Swt.). Karena kata Rasul saw.: ”Sungguh beruntung orang yang masuk Islam dan rizkinya cukup, serta merasa cukup dengan apa-apa pemberian Allah kepadanya.” (HR Muslim)

Jangan berhenti berusaha dan berdoa. Karena tugas manusia hanya berusaha dan berdoa, Allah yang menentukan. Makna kebahagiaan yang sejati bukan sebanyak apa harta atau kekayaan kita. Tapi seluas apa hati kita dalam menerima setiap rizki dan mempergunakannya dalam ibadah. Lagi-lagi Rasulullah saw. mengingatkan, ”Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda. Tapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati.” (HR Muttafaq ’Alaih)

Semoga kita bisa semakin mensyukuri segala nikmat yang telah Allah Swt. berikan kepada kita. Allah Swt. Berfirman (yang artinya):“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raaf [7]: 96)

Yuk, tetap jaga diri dan jaga iman, biar miskin asal nyenengin Allah Swt. karena tetap beriman dan bersabar serta berusaha menjadi lebih baik disertai doa yang sungguh-sungguh.

Membela Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Al-Qur'an adalah benda mati yang butuh pembelaan

Membela agama Alloh, bisa disebut juga dengan istilah lain, yaitu jihad fii sabiilillaah atau berjuang dengan kesungguhan hati baik lahir maupun bathin untuk menegakkan agama Alloh dengan cara mensyiarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits dalam kondisi apapun, baik pada waktu kita sedang merasa ringan, senang atau pun berat. Membela agama itu bisa dengan menggunakan tenaga, harta-benda, lisan, ataupun pikiran.

Membela pakai tangan, dan atau tulisan

Membela Al-Qur'an dan Al-Hadits pakai tangan dengan cara memberi makna dan keterangan Al-Qur'an dan Al-Hadits secara tertulis. Menulis dalil-dalil atau do'a-do'a yang suatu saat nanti ketika kita atau teman dan atau orang lain sedang membutuhkannya kita bisa mencarinya dengan mudah, itu artinya kita telah membantunya untuk mengatasi satu masalah yang dianggap oleh orang lain berat, mungkin bagi kita adalah ringan, cuma dalil.. Padahal, orang lain sangat memerlukannya karena sedang berkaitan dengan masalah hukum yang menyangkut dalil. Nah, pada saat orang lain membutuhkan kita dan kita bisa membantunya maka itulah suatu perbuatan yang terpuji dan manfa'at baginya.

Bahkan bisa juga dengan menulis sebuah atau beberapa buah karya tulis tentang apa saja yang sekiranya dapat bermanfa'at bagi kita dan orang lain yang membacanya. Terlebih-lebih karya tulis tersebut didasari dengan referensi yang kuat berupa dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Al-Hadits. Masih banyak yang lain, membela agama dengan tangan atau tulisan.

Membela pakai lisan

Berbicara yang jujur dalam hal agama selalu berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan Al-Hadits yang sudah manqul. Berbicara politik yang benar sesuai dengan peraturan pemerintah yang sah dan selalu berdasarkan Pancasila dan UUD '45 beserta amandemennya. Berbicara masalah sosial tidak menyinggung, tidak menghasut, tidak mengolok-olok golongan lain. Sehingga pembicaraan kita itu jika diikuti oleh orang lain akan sampai kepada tujuan yang diinginkan. Jika berbicara dengan orang yang lebih tua dengan tutur bahasa yang santun, boso. Jika berbicara dengan manusia biasa yang benar, jika berbicara dengan orang yang terhormat dengan qoulan karima, perkataan yang mulia Ini juga merupakan suatu pembelaan. Bahkan, diam pun termasuk suatu pembelaan. Artinya tahu kapan saatnya harus berbicra, dan kapan pula saatnya harus diam. Bapak (Al-Marhum) Imam KH. Nurhasan Al-Ubaidah pernah diam. Dengan diamnya, maka Alloh Ta'alaa paring keselamatan kepada beliau dan jama'ah ini. Orang diam bukan berarti bisu atau bodoh, tapi diam adalah emas dengan pertimbangan jika diam itu adalah pilihan yang terbaik, ketimbang banyak bicara tetapi tidak bermanfaat. Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang telah disarankan oleh Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam “berbicaralah yang baik atau diam”. Di dalam Al-Qur’an, Surat An-Nahl, No. Surat: 16, Ayat: 125, Alloh berfirman:
Yang artinya: “Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.

Di dalam Hadits Shohih Bukhori Juz 8 hal 13, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Dan barang siapa yang beriman dengan Alloh dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau supaya diam”.

Di dalam Hadits Shohih Bukhori dan Muslim, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Dan barang siapa yang beriman dengan Alloh dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau supaya diam saja”.

Orang pintar adalah orang yang mengetahui kapan saatnya harus berbicara. Bukan asal njeplak, angger mengo / mangap alias asbun (asal bunyi). Ini artinya apa? Artinya, kita harus pandai memilih kapan kita harus berbicara dan diam. Maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dikatakan B.I.C.A.R.A? Bicara, adalah kependekan dari B: Berani, karena mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup memadai. I: Inovator, karena ingin perubahan yang lebih baik dan benar. C: Cakrawala, karena mempunyai cakrawala pandang yang luas jauh kedepan. A: Argumentasi, karena mempunyai argumen yang lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan keshohihannya. R: Realistis, karena mempunyai bukti yang dapat diterima oleh akal sehat, fakta, aktual, autentik. A: Agama, karena mempunyai kefahaman agama yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu negatif bahkan berpengaruh positif.

Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada juga yang dengan diam malah menjadi masalah. Semua itu tergantung bagaimana niat, cara, situasi, dan kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat macam-macam diam;
1. Diam bodoh yaitu diam karena ia tidak mengetahui apa yang harus ia bicarakan. Diam seperti ini karena kurangnya ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau lemahnya pemahaman serta alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam seperti ini akan lebih baik dan aman, daripada memaksakan diri bicara sok tahu alias asbun (asal bunyi/asal njeplak/angger mengo).

2. Diam malas, diam yang seperti ini buruk sekali, karena ia diam pada sa’at orang lain sedang memerlukan pembicaraannya, ia enggan untuk berbicara karena ia sedang merasa tidak mood, tidak berselera, lagi malas.

3. Diam sombong, inipun sangat negatif karena ia menganggap orang lain yang mengajaknya berbicara tidak selevel, perlu, penting.

4. Diam berkhianat, ini sangat berbahaya karena ia sedang menyusun siasat jahat untuk mencelakakan orang lain. Diam pada sa’at sedang dibutuhkan kesaksiannya untuk menyelamatkan orang baik, benar adalah diam keji.

5. Diam marah, diam yang seperti ini ada baiknya ada juga buruknya. Baiknya adalah terjaga dari perkataan yang tidak santun yang akan memperkeruh keadaan. Buruknya adalah ia berniat untuk menunjukkan kemurkaan, kebencian, emosionalnya bukan untuk mencari solusi. Sehingga dengan diam yang seperti itu kadang malah menambah masalah.
6. Diam utama (diam aktif), adalah diam hasil merenung dan berpikir tentang sebab dan akibat apabila ia berbicara akan menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar ketimbang kemanfa’atannya. Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam memberikan tolok ukur tentang orang Islam yang bagus. Di dalam Hadits Ibnu Majah Juz 2 hal 1316, dari Abi Huroiroh, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Termasuk bagusnya Islam seseorang adalah dia meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya”.

Keutamaan Diam Aktif adalah;
- Dapat menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.
- Kemungkinan tipis tergelincir/keseleo lidah yang dapat menjadi dosa.
- Dapat mengokohkan hati tetap tidak riya’, sum’ah, ujub, takabur, congkak.
- Menjadi pendengar dan pemerhati yang baik sehingga setiap kali menghadapi persoalan pemahamannya mendalam maka dalam pengambilan keputusanpun jauh lebih bijak dan arif.
- Dapat menimbulkan kewibawaan tersendiri. Tanpa di sadari dari sikap dan penampilan kita orang lain akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.
- Yang tidak kalah pentingnya adalah hatinya bercahaya terang sehingga dapat memberikan ide dan gagasan yang cemerlang tampak dari ramah wajahnya, cakap budi bahasanya, santun tutur katanya, sopan lagak dan gayanya.

Diam aktif adalah bukan bisu akan tetapi upaya menahan diri dari; diam dari perkataan dusta, sia-sia, keluh-kesah, pamer, ujub, berlebihan, melaknat, menhujat, menyakitkan hati, sok tahu dan sok pintar, komentar spontan dan cletukan alias nyeruwing atau saur manuk, dll.

Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga Allohu Subhaanahu Wa Ta’alaa ridho membimbing lisan kita mengucapkan kalimat thoyyibah “Laa Ilaaha Illallooh(u)” saat ruh kita akan dijemput ajal, sebagai puncak akhir perkataan yang akan menghantarkan kita kesurga.

AQIQOH

Assalaamu ‘Alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh(u).

Puji syukur Al-hamdulillah, kita panjatkan kehadirot Alloh Azza wa Jaalla atas limpahan rohmat, taupiq, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga sampai pada saat ini kita masih tetap dalam keadaan iman, sehat, longgar bisa menetapi agama Islam yang haq, berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sholawat dan salam, semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, serta seluruh keluarga dan para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai juga kepada kita sekalian. Aamiiin.

Sebagai orang Islam, orang iman, orang jama’ah kita harus menyadari dan memahami, bahwa kita adalah manusia yang telah dipilih Alloh untuk dijadikan hamba-Nya yang beriman dan bertawa kepada-Nya, dijadikan kekasih-Nya. Di dunia ini kita dimuliakan, yaitu telah diberi kehidupan yang baik, yakni kehidupan yang serba halal dan barokah, dan mudah-mudahan kebahagian di dunia ini dapat mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang abadi di akhirot nanti, aamiiin.

Oleh karena itu, maka kemuliaan ini harus kita pertahankan, yaitu dengan cara senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, yakni memperbayak bersyukur dan beribadah kepada Alloh Azza wa Jalla, dan semaksimal mungkin menghindari, menjauhi dan meninggalkan berbagai macam bentuk pelanggaran, kemaksiatan dan dosa, baik yang bersifat dosa kecil maupun dosa besar. Sebab sekecil apa pun perbuatan yang melanggar peraturan Alloh dan Rosululloh dapat berakibat dosa, dan sekecil apa pun dosa, di akhirot kelak sudah pasti akan ada siksanya.

Pada umumnya manusia, dan khususnya orang Islam, orang iman, lebih-lebin orang jama’ah yang faham tentu menyadari bahwa orang yang berbuat dosa itu pasti akan menanggung akibatnya, tetapi keinginan untuk melakukan perbuatan dosa itu terkadang sulit dibendung. Hal ini adalah disebabkan karena setiap manusia memiliki hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan yang selalu mengajak pada perbuatan buruk. Oleh karenanya Nabi Yusuf berjanji tidak akan mengumbar hawa nafsunya. Sebagaimana yang diungkapkan Alloh dalam Al-Qur’an, Surat Yusuf, No. Surat: 12, Ayat: 53, yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan aku tidak membebaskan nafsuku (dari kesalahan), (karena) Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali nafsu yang diberi rohmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Di samping itu juga, perlu kita ketahui bahwa perkembangan zaman akhir dengan modernisasi yang banyak menawarkan berbagai macam bentuk dan praktek kemaksiatan yang dihiasi dengan keindahan serta kenikmatan yang nyaris tak terkendalikan. Di sisi lain Alloh juga menciptakan makhluk yang bernama Iblis/Syetan, dan Alloh telah menetapkan bahwa Iblis/syetan itu sebagai musuh manusia yang jelas. Iblis/Syetan bersumpah akan selalu berusaha sekuat tenaga menggoda dan mempengaruhi anak cucu Adam sampai berhasil menjadi orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Alloh, dan kufur kepada Alloh. Sebagaimana firman Alloh Ta’alaa dal;am Al-Qur’an, Surat Al-A’roof, No. Surat: 7, Ayat: 16-17, yang berbunyi:
Yang artinya: “Iblis menjawab: "Karena Engkau (Alloh) telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”
Mengapa Kita Harus Melaksanakan Aqiqoh ?

Aqiqoh adalah salah satu ajaran agama Islam yang telah menjadi sabda Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dan telah dicontohkan oleh Rosulalloohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang disebut sunnah nabi, mengandung hikmah dan manfa’at positif yang dapat kita petik di dalamnya. Oleh karena itu kita sebagai ummat Islam yang sangat mencintai Rosulalloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam sudah selayaknya untuk melaksanakan setiap ajaran-ajarannya dan menghidup-hidupkan / melestarikan sunnahnya dengan konsekwen tanpa kecuali, termasuk melaksanakan Aqiqoh ini. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rosulallohi Shollalloohu Alaihi Wasallam dalam hadits-hadits berikut ini:
1. Yang artinya: “Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Yang menyertai anak adalah Aqiqoh, maka mengalirkanlah darah (menyembelihkanlah) darinya dan membuanglah kotoran (mencukurlah rambut) darinya”. (HR. Bukhori, Nasa’i, Tirmidzi).

2. Yang artinya: “Barangsiapa yang menghidup-hidupkan sunnahku maka sungguh ia cinta kepadaku dan barangsiapa yang mencintaiku maka ia berada di dalam surga bersamaku”. (HR. Assajzi dari Anas).

Dan sebaliknya, didalam Hadits Shohih Bukhori Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda:
Yang artinya: “Maka barangsiapa yang membenci sunnahku maka ia bukanlah golonganku”. (HR. Bukhori).

2. Bagaimanakah Caranya ?

Supaya ibadah kita diterima oleh Alloh Subhaanahu Wa Ta’alaa sebagai amal sholeh kita yang Insyaa Alloh akan menjadi simpanan kita di akherat maka hendaklah semua ibadah kita termasuk aqiqoh ini kita sesuaikan dengan tuntunan Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam baik masalah waktu pelaksanaan atau pun cara pelaksanaannya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk memahami kembali makna Aqiqoh yang sebenarnya seperti yang telah diajarkan oleh Rosulallohi Shollalloohu Alaihi Wasallam, agar tidak salah dalam melaksanakannya. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadits-hadits berikut ini:

1. Yang artinya: “Ahmad bin Muhammad bin Tsabit telah bercerita kepada kami (Abu Daud), Ahmad berkata: “Ali bin Husain telah memberi khabar kepada kami, Ali berkata: “Bapakku telah memberi khabar kepada kami, Bapak berkata: “Abdulloh bin Buroidah telah bercerita padaku, Abdulloh berkata: “Aku mendengar Abi Buroidah berkata: “Pada waktu kami masih keadaan Jahiliyah ketika salah satu kami anaknya lahir menyembelih kambing dan mengolesi kepala (anak) nya dengan darah kambing tersebut, tapi ketika Alloh telah mendatangkan Islam kami menyembelih kambing dan mencukur gundul rambut (kepala) nya serta mengolesinya dengan minyak za’faron (sejenis minyak wangi)”. (HR. Abu Daud No. Hadits: 2460).

2. Yang artinya: “Sesungguhnya Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda: “Diaqiqohi dari anak namun kepalanya jangan diolesi dengan darah”. (HR. Ibnu Majah).

3. Yang artinya: “Barang siapa yang mempunyai anak baru dilahirkan maka hendaklah ia beraqiqoh unta atau sapi atau kambing dari (anak) nya”. (HR. Thobrooni Fii Shoghir).

Yang artinya: “(Aqiqoh) dari anak laki-laki adalah 2 (dua) ekor kambing sedangkan dari anak perempuan 1 (satu) ekor kambing, tidak mengapa berupa kambing-kambing jantan atau betina”. (HR. Abu Daud).

10 KUNCI PEMBUKA REZEKI

1. MEMPERBANYAK MEMBACA ISTIGHFAR
Yang artinya: "Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu (Alloh), sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-...sungai". (QS. Nuh, No. Surat: 71,Ayat: 10-12).

Yang Artinya: “Dan pada waktu sahur (akhir-akhir malam) mereka memohon ampunan (kepada Alloh)”. (QS. Adz-Dzaariyaat, ayat: 18).
Yang artinya: "Barngsiapa yang memperbanyak (membaca) istighfar, maka Alloh akan memberi solusi dari segala kesusahannya, dan jalan keluar dari segala kesempitannya, dan memberinya rezeki dari arah mana yang dia tidak menyangkanya". (HR. Ahamad).

2. MEMPERBANYAK INFAQ FII SABIILILLAAH
Yang artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku (Alloh) melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu infaqkan (nafkahkan), maka Alloh akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya". (QS. Saba', no. Surat: 34, Ayat: 39).

Yang artinya: "Alloh Yang Mulia dan Maha Agung berfirman, "Infaklah, Aku akan menginfaki kepadamu". (HR. Bukhori).

3. MEMPERBANYAK SHILATUR ROHIM
Yang artinya: "Barangsiapa yang senang apabila urusan rezekinya dibentangkan / lapangkan buatnya dan apabila dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia bershilatur rohim / menyambung familinya". (HR. Bukhori).

4. SENANG MENGHORMATI TAMU
Yang artinya: "Tamu datang dengan membawa rezekinya sendiri dan pulang membawa pada dosa-dosanya kaum, dia (tamu itu) yang membersihkan dosa-dosa mereka dari mereka". (HR. Abu Syaikh).

5. SENANG MEMBERI HADIAH MAKANAN
Yang artinya: "Berhadiahlah makanan di antara kamu sekalian, maka sesungguhnya berhadiah makanan itu dapat melapangkan / meluaskan dalam urusan rezeki kalian". (HR. Ibni Adiy).

6. MENJADI ORANG YANG JUJUR/AMANAH (dapat dipercaya)
Yang artinya: "Adapun berbuat amanah (dapat dipercaya / jujur) itu dapat mendatangkan rezeki, sedangkan berbuat khianat / curang dapat mendatangkan fakir / kemiskinan". (Hr. Ad-Dailami).

7. MENINGKATKAN TAQWA KEPADA ALLOH TA'ALAA
Yang artinya: "Barangsiapa bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh menyampaikan (melaksanakan) urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (QS. At-Tholaaq, No. Surat: 65, Ayat: 2-3).

8. MENINGKATKAN TAWAKKAL KEPADA ALLOH TA'ALAA
Yang artinya: "Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (QS. At-Tholaaq, No. Surat: 65,Ayat: 3).

9. SENANTIASA BERHUSNUDHZON BILLAAH
Yang artinya: "Alloh berfirman, "Aku di sisi persangkaan hamba-Ku terhadap Aku". (HR. Bukhori).

10. MENERTIBKAN SHOLAT TAHAJJUD & DO'A 1/3 MALAM TERAKHIR
Yang artinya: "Dan pada sebahagian malam hari maka bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". (QS. Al-Isroo', No.Surat: 17, Ayat: 79).

Yang artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mu'min, No. Surat: 40, Ayat: 60).

Yang artinya: "Maka, jika kamu mampu berdiri (sholat sunnah) pada 1/3 malam akhir (kira-kira antara pukul 2.00 – menjelang adzan shubuh) karena waktu 1/3 malam itu adalah waktu yang disaksikan (Alloh) langsung, dan do'a dalam 1/3 malam akhir itu mustajab (dikabulkan)". (HR. Tirmidzi).

Yang artinya: "Menetapilah kamu sekalian pada berdiri malam (mak: mengerjakan Sholat Lail / sholat sunnah malam hari), sesungguhnya Sholat Lail itu merupakan kebiasaan orang-orang sholih sebelum kamu sekalian, dan Sholat Lail itu merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kamu sekalian, dan sebagai penghapus kejelekan-kejelekan, dan pencegah dosa". (HR. Tirmidzi).

Yang artinya: "Menetapilah kamu sekalian pada berdiri malam (mak: mengerjakan Sholat Lail / sholat sunnah malam hari), sesungguhnya Sholat Lail itu merupakan kebiasaan orang-orang sholih sebelum kamu sekalian, dan sesungguhnya berdiri malam (sholat sunnah malam) itu merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Alloh, dan mencegah dari dosa, dan sebagai penghapus kejelekan-kejelekan, dan menolak pada penyakit dari badan". (HR. Tirmidzi)

Tuesday, 22 February 2011

Haji

Seiring dengan banyaknya pertanyaan dari calon jama'ah haji, "Bisakah seks tersalurkan ketika dalam perjalanan ibadah haji atau umroh?

Bagaimana Luuur menurut Saudara? Tentu tidak bisa, jika kita sudah mengenakan pakaian ihrom! Tentu saja seks itu bisa disalurkan kepada istri. Bahkan sangat bisa, jika sudah melaksanakan tahallul malah lebih ...dapat dirasakan keasyikannya dari pada di rumah sendiri. Wabil khusus bagi jama'ah haji yang mengambil tata caranya dengan tata cara haji tamatu'. Dari istilahnya saja sudah ketahuan "Haji Tamatu'', yaitu haji dengan bersenang-senang. Pingin? Kalau anda mau tahu, saya akan ceritakan moment-momentnya. Sebagai contoh ketika berada di Madinah. Tugas yang amat rutin ketika berada di Madinah selama delapan sampai sembilan hari hanya berziarah ke makam Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam dan melaksanakan sholat berjamaah yang biasa kita kenal dengan nama “Shalat Arba’in”. Ketika berada di kota Madinah ini, biasanya kita ditempatkan di hotel-hotel mewah. Jadi, bila kita akan pergi melaksanakan sholat, maka katakan saja kepada teman-teman sekamar “Nanti seusai sholat di mesjid, jangan pulang dulu ya dalam jangka waktu yach kurang lebih dua jam, saya mau amal sholeh “Kikuk kikuk”. Lantas kita pulang duluan ke hotel lebih cepat dua jam daripada teman sekamar kita. Di kamar inilah kita bisa bercumbu-rayu dan bercinta-mesra dengan istri sebebas bebasnya. Apalagi disediakan kamar dan kunci barokah. Wah...wah...wah lebih nyaman lagi dan romantis. Percayalah, suasananya pasti indah, dech. Lebih indah daripada melakukannya di rumah sendiri. Sebab kalau di rumah sendiri, mungkin kita masih akan sering diganggu oleh anak anak kita, atau sering memikirkan hutang yang belum terbayar atau masalah pekerjaan kita. Tapi, kalau sedang dalam perjalanan haji atau umroh, kita akan sedang melepaskan embel-embel dunia. Pada sa’at-sa’at seperti itu kita melulu hanya memikirkan ibadah. Dan penyaluran seks di antara sholat yang lima kali sehari, kita akan dengan mudah melakukannya. Tapi tentunya harus didiskusikan terlebih dahulu agar tidak saling mengganggu antar sesama teman sekamar di hotel. Itulah pentingnya kunci dan kamar barokah itu. Begitulah mudahnya untuk bersenang senang dengan istri di sa’at berada di kota Madinah. Dan begitu juga ketika berada di Mekkah. Jadi, dari buku saya ini bagi jama’ah yang ingin tahu masalah seputar seks di Makkah dan Madinah, sudah tahu dengan jelas. Kalau di Makkah dan Madinah, mudah berhubungan badan bagi pasangan suami istri, kecuali selama lima hari ketika sedang melaksanakan hajinya saja. Sebab selama perjalanan kurang lebih 40 hari di tanah suci, hanya lima hari saja pekerjaan ibadah hajinya. Selebihnya hanya mengerjakan sholat berjamaah saja. Jadi, kita bisa dengan mudah melakukan seks dengan istri ketika di Makkah maupun di Madinah. Tentunya dengan keterbukaan kita dengan teman, barangkali Anda akan membuat perlananan ibadah haji atau umroh sebagai perjalanan ibadah dan juga berbulan madu dengan istri Anda ke Saudi Arabia. Keterangan saya ini bukanlah cerita porno, cabul, jorok tapi untuk menambah pengetahuan tentang masalah seks dalam perjalanan haji. Di samping itu dapat menjadi motivasi bagi jama’ah pasangan muda suami istri untuk bersegera berangkat ke tanah suci Makkah melaksanakan ibadah haji sambil berbulan madu. Kenapa tidak? Saya menulis ini karena banyak saya dengar orang yang takut tak bisa melakukan hubungan seks dengan istrinya pada saat berhaji ke tanah suci Makkah dan Madinah, padahal weleh......weleh.....weleh, enak tenaan.



Berbahagialah calon jamaah haji pasangan suami istri untuk tahun 2011, 2012 dan seterusnya. Berbahagilah dengan hadirnya artikel saya yang memuat “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”. Yang berisikan hukum haji dan umroh serta pengamalan dan pengalaman hari demi hari di dalam perjananan haji dan umroh selama kurang lebih 40 hari di tanah suci, yang tentu akan sangat berguna, terutama untuk menambah pengamalan dan pengalaman bagi jama’ah yang akan pergi berhaji maupun yang masih belum pergi berhaji.

Kesemuanya bisa mendapatkannya secara bertahab. Mencari ilmu itu memang penat dan capek, memeras otak dan tenaga. Tapi pengorbanan kita Insyaa Alloh tidak akan sia-sia. Sebab, kita suatu saat, bahkan tidak menunggu waktu yang lama bias memiliki artikel-artikel yang berisikan hukum-hukum dan do’a-do’a sejak mau berangkat sampai dengan selesai mengerjakan ibadah haji dan umroh, pengalaman haji dan umroh yang bisa jadi pedoman haji dan umroh, dan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca untuk membuka wawasan. Juga bagi calon jamaah haji dari yang berdomisili di daerah lain, bisa juga memesan artikel-artikel tersebut kepada jama’ah yang paling dekat, yang selalu mengikuti perkembangan informasi tentang Manaasik haji di grup ini

Terima kasih kepada jama’ah yang sudi membacanya, dan Alhamdulillah telah saya mulai penulisan artikel-artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”.

Artikel ini sangat berguna bagi calon jamaah haji Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Singapore, Timur Leste, dan bagi siapa saja yang mengerti dengan Bahasa Indonesia.

Artikel ini saya tulis sesuai dengan buku pedoman aslinya ummat Islam yakni Al-ur’an dan Al-Hadits serta dari pengalaman saya dan istri ketika sedang melaksanakan haji dan umroh di Tanah Suci. Hari demi hari tentang ritual ketika berada di Makkah, Madinah, Muzdalifah, Arofah, Mina, Jeddah, saya tulis secara lengkap di dalam buku yang saya beri judul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM” ini.

Berbahagialah kita sesama Muslim karena telah bertambahnya perbendaharaan artikel tentang Islami ini. Yang memang saya tulis untuk memperkaya hazanah Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Tak lupa saya kirim salam kepada kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, terutama ibunda dan juga para perantara hidayah untuk menyebarkan informasi artikel yang telah saya mulai ini. Sehingga artikel ini dapat berguna dan menjadi bukti manfa’atnya keilmuan yang telah saya miliki, agar kelak menjadi amal jariyah saya pada saat saya telah tiada.

Sekali lagi saya ucapkan salam kepada para penyelenggara haji agar sama-sama bisa berpartisipasi dalam menyebarkan berita tentang kehadiran artikel saya ini.
Bila ada pertanyaan Anda:
Apa saja persiapan selama di PHI Pondok Gede?
Apa saja persiapan selama di Tanah Suci Makkah?
Apa sebenarnya yang dikerjakan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi?
Apa yang dikerjakan di kota Makkah?
Apa yang dikerjakan di kota Madinah?
Apa kegiatan jama’ah di Mina?
Apa kegiatan jama’ah di Muzdalifah?
Apa kegiatan jamaah di Arofah?

Semua ini telah terjawab dengan adanya artikel yang beredar di Dunia Maya, meski perlahan dan bertahab. Artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”. Artikel yang sengaja saya tulis atas nama seorang muballigh Lembaga Dakwah Islam Indonesia, yang berguna sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman maupun pengamalan dan berguna sebagai artikel yang nantinya dapat menjadi buku panduan haji dan umroh bagi yang ingin pergi melaksanakan haji atau umroh ke Baitulloh. Bila ada pertanyaan: Dimana saya bisa peroleh artikel ini? Dimana ada artikel ini? Dimana ada artikel cerita haji? Bagaimana perjalanan haji yang sebenarnya? Semua bisa Saudara dapatkan jawabnya dengan membaca artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM” di grup ini. Bila ada pula pertanyaan: Apa yang akan dilakukan di saat haji? Apa yang akan dilakukan di saat melaksanakan berumroh? Bagimana sebenarnya ziarah ke makam Rosul Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam? Bagaimana cerita ziarah ke makam Baqi’? Bagaimana cerita jama’ah menyalurkan seksnya di kota Madinah dan Makkah? Anda sudah bisa dapatkan ceritanya dengan membaca artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM” di grup ini. Bila anda ingin tahu tentang haji, bila anda ingin tahu tentang umroh, bila anda ingin tahu tentang cerita haji secara lengkap dan detail sesuai petunjuk Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, maka Anda cukup membaca artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”.

Pro dan kontra dengan kehadiran artikel saya yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”, sudah pasti bakal saya dengar. Jujur saja, saya tulis di dalam artikel grup ini. Sebab ada baiknya jika semua dapat mengetahui masalah ini. Saya pernah berdialog langsung dengan seseorang yang saya anggap kemampuannya dalam menulis buku, artikel jauh di atas saya. Katanya, artikel-artikel yang saya tulis ini adalah pengalaman dan pengamalan pribadi, juga pengamalan Rosululloh, dan para sahabat yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jadi, sudah pasti banyak peminatnya. Lalu saya perbincangkan hal ini dengan seorang penulis buku di Jakarta. Katanya, artikel itu ibarat makanan cemilan ringan “Pek Empek” dari Palembang. Sebagian orang suka pek empeknya orang Jawa, sebagian orang suka pek empeknya orang Palembang, semua orang berbeda selera. Jadi, dalam hal keragaman buku ataupun artikel, semua ada kekurangan dan kelebihannya, berarti semua buku atau artikel berguna bila buku atau artikel itu benar-benar akan menyumbangkan pengetahuan dan pengalaman serta pengamalan yang baik dan benar bagi pembacanya. Bila seseorang tadi lebih suka pada pengalaman orang banyak, sudah pasti ada orang yang tidak sama seleranya dengan dia. Inilah jawaban dari penulis dari jakarta itu. Ini adalah gambaran yang sangat menarik, bagi saya pribadi. Terus saya jadi semanagat menulis, dech

Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat lainnya

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)

Keutamaan majelis zikir

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)

HR. Bukhori

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)

Menganggap pernikahan sebagai sumber penghasilan

Paradigma seperti ini bukannya nggak ada. Banyak laki-laki atau perempuan yang mencari pasangan hidup dengan kriteria tertentu. Misalnya, memiliki suami atau istri yang punya gaji tetap sekian juta, pegawai negeri yang punya pensiunan, mempunyai rumah, mempunyai mobil "ALFHARD", menaikkan haji, dan masih banyak alasan lainnya. “nggak apa-apa deh duda, yang penting kaya”. “nggak apa-apa deh janda, yang penting rondo teles (mak: janda kaya)”. Kata mereka yang mempunyai paradigma pernikahan sebagai sumber rezeki.

Paradigma pernikahan sebagai sumber penghasilan ini menjadikan seseorang memiliki harapan besar terhadap pasangan hidupnya. Tentunya, paradigma ini menghasilkan orang-orang yang tergantung pada pasangan hidupnya. Layaknya benalu, gitu lo.

Cerita remaja menjelang tidur malam:
Amelia El-Bana Mirzani (sudah pasti bukan nama sebenarnya) telah bertahun-tahun bekerja sebagai tenaga amal sholeh bagian menyetrika di salah satu orkit (baca: orang kita) untuk menghidupi suami dan anak-anaknya. Bukan hanya itu, setiap pagi sebelum melaksanakan tugasnya di tempat orang kita itu Amel (panggilan akrabnya) membuat makanan ringan seperti gorengan dan nasi uduk ditambah sayur-sayur matang yang sudah dibungkus. Kemudian ia dititipkan di warung-warung kecil di sekitar rumahnya. Kadang, kalau lagi ada pengajian ibu-ibu desa, ia berharap agar dagangan yang dijajakan di masjid bisa lebih banyak lagi yang laku. Sementara itu, di rumah, sang suami sibuk teuk pararuguh (bahasa sunda: tidak jelas kerjanya). Tidak ada inisiatif untuk membantu meringankan beban istrinya. Tampaknya rasa malu pun tidak dikenalnya lagi. Sebenarnya, tim dhu’afak sudah sangat maksimal mencarikannya pekerjaan, namun lagi-lagi ia keluar dari tempat kerjanya, dengan alasan tidak betah, tidak biasa.

Ada juga wanita-wanita hum (sebutan orang selain orkit) yang melakukan kawin kontrak, kawin mut’ah. Dengan bayaran tertentu dan berlaku dalam jangka waktu tertentu, terkadang sampai mempunyai anak. Kawin kontrak disini bukannya kawin kemudian ngontrak rumah, melainkan kawin alias nikah dengan kontrak waktu yang disepakati berdua. Begitu waktu yang disepakati telah habis, selesailah pula masa perkawinan mereka, bubar. Kawin kontrak ini bahkan bisa menjadi profesi dan menjadi sumber penghasilan dalam arti sesungguhnya. Seperti yang banyak terjadi di sekitar wilayah puncak, kebanyakan pasangan laki-lakinya dari Arab Saudi. Mereka yang mempunyai bisnis biro perjalanan haji dan maktab di Saudi Arabia. Biasanya banyak terjadi menjelang musim haji. Sungguh mengerikan, karena kawin kontrak itu hukumnya harom. Tapi kalau kamu kawin secara syah sama orang kaya, kemudian kamu dilarangnya bekerja karena semua kebutuhan sudah dicukupi, itu tidak apa-apa, itu namanya rezeki halal.

Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam malah menganjurkan, dalam Hadits Ad-Dailami, yang berbunyi:
Yang artinya: “Mencarilah rezeki dengan cara menikah !”

Menyambung Tali Persaudaraan ‘Shilaturrohim’

“Baarokallohu Laka, Wabaroka ‘Alaikuma Wajama’a Bainakumaa Fil Khoiir”

Suatu pernikahan merupakan salah satu sarana yang sangat baik untuk menyambung tali silaturrohim antara satu keluarga dengan keluarga yang lain, atau untuk merekatkan hubungan kekeluargaan yang sudah jauh. Jangan sampai terjadi, hanya karena kepingin nikah lantaran belum punya biaya untuk pernikahan terus nekad mencuri. Cara yang demikian ini tidak terpuji, malah menjauhkan tali shillaturrohim bahkan memutusnya. Semua ikut menanggung malu, karena budi ashor.

Jangan pula karena sudah kebelet nikah tapi gagal menjalani pernikahan, apa pun yang menjadi penyebabnya terus nekad mengakhiri hidupnya dengan berbagai macam cara. Entah itu dengan minum baigon atau menenggak racun, atau bahkan gantung diri.

Jadi, janganlah niat baik awal ingin menikah adalah untuk menjalin hubungan silaturrohim lalu kita kotori dengan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, seperti mencuri, membawa lari istri orang, atau calon orang yang sudah dalam lamaran ..! Ingat, bahwa orang yang mati karena bunuh diri, maka ia akan disiksa dengan alat dan cara yang ia gunakan untuk bunuh diri.

Hal ini sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam, yaitu memperisteri Aisyah dengan harapan agar Abu Bakar yang menjadi tulang punggung penyebaran agama Islam agar lebih giat dan lebih kokoh dalam pembelaannya terhadap perjuangan beliau saat itu. Demikian juga, beliau mengawinkan Fatimah dengan Ali bin Abu Tholib agar hubungan beliau dengan Ali semakin erat dan kokoh.

Baru-baru ini, kita dihebohkan oleh seorang ‘syekh‘ adalah sebutan lain bagi orang laki-laki yang telah ‘lansia’ lanjut usia atau ‘manula’ alias “Mbah kakung”, yang ingin memperisteri seorang anak perempuan yang masih di bawah umur dengan alasan ingin mengikuti sunnah rosul, yaitu menikahi Aisyah pada usia 9 tahun, namun niatnya tersebut terganjal oleh undang-undang perkawinan yang melarangnya menikahi perempuan di bawah umur. Dan sebagai solusinya adalah kawin ‘gantung‘ artinya pernikahannya secara agama dapat dilakukan, namun hubungan badannya belum bisa dilakukan, menunggu hingga istrinya yang masih di bawah umur itu sampai berumur 16 tahun.

Peristiwa tersebut dapat kita ambil hikmahnya, bahwa dalam hal perkawinan, disamping kita harus memahami hubungan kita kepada Alloh Ta'alaa, yaitu dengan cara memahami hukum-hukum agama dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, juga harus memahami hubungan kita dengan manusia, yaitu dengan cara memahami norma susila, berikut UUD 45 yang berhubungan dengan perkawinan, sehingga perkawinan kita itu sah menutut peraturan pemerintah yang sah, dan juga sah menurut peraturan agama. Inilah awal dari ketentraman hidup berumah tangga.

Seringkali kita dengar orang-orang yang membangun karir bertahun-tahun akhirnya terpuruk oleh kelakuan keluarganya. Ada yang dimuliakan di kantornya tapi dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang cemerlang karirnya di perusahaan tapi akhirnya pudar oleh perilaku isterinya dan anaknya. Ada juga yang popular di kalangan masyarakat tetapi tidak popular di hadapan keluarganya. Ada yang disegani dan dihormati di lingkungannya tapi oleh anak isterinya sendiri malah dicaci-maki, sehingga kita butuh sekali keseriusan untuk menata strategi yang tepat, guna meraih kesuksesan yang benar-benar hakiki. Jangan sampai kesuksesan kita hanya bersifat ‘semu’. Merasa sukses padahal gagal, merasa mulia padahal hina, merasa terpuji padahal buruk, merasa cerdas padahal bodoh, ini namanya tertipu

KERIKIL-KERIKIL TAJAM YANG AKAN MENGANCAM KERUKUNAN RUMAH TANGGA

Yang artinya: "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thoohaa, No. Surat: 20, Ayat: 124).

Banyak bertanya yang bukan urusannya
Berpura-pura. Berselingkuh. Boros/royal
Besar pengeluaran dari pada pendapatan
Berburuk sangka/su’udhzon
Berfikir sempit
Bawel. Bandel. Ceroboh
Cinta yang mulai memudar
Cemburu buta
Cerewet. Cuwek. Congkak
Egois yang berlebihan
Penampilan wajah yang tidak cerah
Penakut. Pemalas. Pemalu. Pendendam
Penampilan yang kurang simpatik
Pilih kasih
Punya PIL (Pria Idaman Lain)/WIL (Wanita Idaman Lain)
Kurang perhitungan.
Kurang bijaksana. Kurang jujur
Kurang tanggung jawab. Kurang timbang rasa
Kurang bisa menjaga kerapian berpakaian
Kurang pasrah. Keras kepala. Keras hati
Kasih sayang yang mulai hilang. Kurang menghargai
Kurang perhatian. Kurang tegur sapa
Kurang tanggap. Kurang teliti. Kurang hati-hati
Kurang bisa menjaga perasaan
Kurang mawas diri. Kurang ikhlas
Kurang sabar. Kurang kompak
Kurang bisa menjaga kebersihan badan
Kurang bertetangga.
Merendahkan harkat dan martabat
Menyimpan photo pacar. Mata duitan.
Menganggap remeh. Mau menang sendiri
Mudah marah. Memperlakukan perbuatan kasar
Mudah tersinggung. Mudah bosan. Mudah putus asa.
Mudah kecewa. Mencaci. Menghina.
Memojokkan. Menjerumuskan.
Mudah percaya pada pihak lain.
Mata keranjang. Membanggakan diri sendiri
Merasa benar sendiri
Suka terburu nafsu. Suka ngomong kasar
Suka ngomong yang menyakiti hati.
Suka mengadu/lapor (bahasa Jawa: wadul).
Suka berdusta. Suka purik/pergi tanpa idzin.
Sinar mata yang penuh curiga. Suka menuduh.
Selalu ingin tahu yang bukan urusannya.
Suka membeberkan aib
Suka menyebut-nyebut kelebihan rumah tangga orang lain
Suka keluyuran/ngelayab.
Suka mengungkit-ngungkit masa lalu.
Suka menyebut-nyebut pacar lama/baru.
Suka memuji orang lain di depan pasangan.
Suka menonjolkan kelebihan pihak lain.
Suka bertindak sepihak.
Suka membanding-bandingkan.
Suka menyombongkan diri.
Suka mendikte. Suka mengeluh. Suka menganggurkan diri. Suka mengosongkan waktu.
Tidak terbuka. Tidak transparan.
Tidak imformatif (tidak banyak memberikan informasi yang baik).
Tidak bisa membaca selera.
Tidak mau menerima kenyataan.
Tidak pandai bersyukur.
Tidak tanggap dengan tugas.
Tidak rela berkorban.
Tidak punya rencana kedepan.
Tidak faham tujuan berumah tangga.
Tidak optimis dalam hidup.
Tidak kenal waktu.
Tidak musyawaroh. Tidak perduli.
Tidak suka mengulurkan tangan.
Tidak mengenali diri. Tidak bisa mebedakan
Tidak berbagi. Tidak suka bersillatur-rohim
Tidak ta’dhzim/tidak menghormati.
Tidak bisa kerja sama yang baik.
Tidak dapat di percaya.
Tidak solider dengan hobby.
Tutur kata yang tidak santun.
Tegur sapa yang sinis.
Tidak suka membantu.
Tidak bisa menahan emosi.
Tidak mudah mema’afkan.
Tidak bisa mengukur kemauan dengan kemampuan.
Tidak bisa membaca situasi dan kondisi.
Tidak jauh memandang kedepan.
Tidak suka menambah ilmu.
Tidak menyadari kekurangan diri sendiri.
Tidak qona’ah (bahasa jawa: ndak nerimo ing pandum).
Tidak lahir bathin.
Tidak ta’at/tidak patuh.
Jauh dari ridhonya ibu-bapak.
Jauh dari kerabat dan famili.
Jauh dari kenyataan/jauh dari yang sebenarnya.
Jauh dari bimbingan agama.

Telah banyak kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga gagal membangun dan membina rumah tangganya karena kesandung hal-hal kecil di atas.

Na’uudzu Billaahi Min Dzaalika
“Aku berlindung dengan Alloh dari keadaan yang demikian”.